Wednesday, March 11, 2009

Sydney Opera House


Gedung yang terkenal dengan atap tiga kulit kerang terbuka menghadap ke laut dan dua atap kulit kerang menghadap ke belakang ini, merupakan karya brilian arsitek Denmark, Joern Utzon. Bukan saja tampilan luarnya yang unik (seperti yang tampak di foto), tapi juga bangunan dalamnya yang spektakuler.

Bangunan yang lebih besar merupakan Concert Hall, sedangkan kembarannya yang lebih kecil merupakan Opera Theater. Dari pintu masuk Concert Hall yang merupakan bagian kulit kerang yang menghadap ke belakang, atap Sydney Opera House ternyata berupa beton dengan lengkung sedemikian rupa hingga ke bawah menyerupai tuts papan piano yang mengagumkan.

Di dalam Concert Hall utama, efek lengkung nan tinggi yang dipadukan dengan interior serba kayu keras sejenis damar Australia itu dapat menghasilkan suara akustik alami. Suara sang pemandu dengan kekuatan sedang saja sudah dapat terdengar ke seluruh ruangan yang memiliki daya tampung sekitar 2.700 kursi.

Untuk mempercantik permainan simfoni, di bagian atas pemain dipasang akrilik bundar yang memantulkan alat musik pemain orkestra. Yang kian memesona, Concert Hall utama itu berlatar belakang orgel raksasa dengan tiga pipa terbesar di dunia di kiri-kanan yang mencapai lebih dari sembilan meter dan ruang bagian dalamnya 80 meter. Di sekeliling panggung, terdapat kursi paduan suara yang dapat mencapai 600 orang. Bila tidak terpakai untuk paduan suara, kursi ini akan diisi penonton dengan karcis yang paling murah. Itu pun masih AU$ 50 (sekitar Rp 350.000).

Di sekeliling Concert Hall terdapat beranda utara dan barat yang langsung menghadap ke laut dengan panorama cantik diiringi kapal yang berlalu lalang untuk sandar di Circular Quay. Concert Hall, Opera Theater, dan satu atap kulit kerang mungil untuk rumah makan selesai dibuat tahun 1973 dengan menelan biaya tidak kurang dari AU$ 100 juta. Maklum, keramik penutup atap kulit kerang itu saja diimpor dengan jumlah 1.056.006 keping.

No comments: