Wednesday, February 18, 2009

Prefektur AKITA, Jepang



Prefektur ini terletak di bagian utara (kawasan Tohoku) dari pulau Honshu (pulau utama Jepang). Nama ibukotanya juga Akita. Alamnya yang indah meliputi pegunungan dengan hutan-hutannya, laut, sumber mata-air panas, seperti pegunungan Shirakami-Sanchi (hutan beech, sebagian merupakan alam warisan dunia), Hachimantai, danau Towada yang jernih airnya, dll.

Kota Kakunodate terkenal dengan distrik-distrik bersuasana masa lalu samurai yang masih terlestari dengan baik. Juga terdapat sejumlah bangunan masa lampau yang terawatt dengan baik seperti Rumah Keluarga Aoyagi (kediaman Odana Naotake, yang membuat ilustrasi pedoman anatomi tubuh manusia yang pertama di Jepang dulu), gedung bata merah, dll. Ibukotanya, yang bernama Akita, merupakan asal dari Festival Kantou yang berlangsung pada bulan Agustus, yaitu musim panas. Festival ini merupakan salah satu festival besar dimana para peserta membawa galah-galah panjang yang digantungi banyak lampion, sebagai pelambang untaian padi. Juga ada Festival Inukko, Namahage Sedo, tarian massal Bon, dll.

Makanan khas daerah ini adalah kerang Iwa, damakomochi (makanan berkuah dengan baso mochi) dan daging ayam hinai yang konon sangat lezat. Prefektur ini dikenal sebagai prefektur dengan konsumsi sake (arak khas Jepang) yang paling tinggi karena merupakan penghasil beberapa merk sake. Anjing ras Akita dipandang sebagai anjing asli asal daerah ini.


Sumber: Aneka Jepang, edisi 323 2008, Perpustakaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta

Kalo ingin lebih tahu tentang Jepang, klik aja:
http://www.id.emb-japan.go.jp/nihonmatsuri.html

Prefektur FUKUOKA, Jepang


Prefektur yang terletak di pulau Kyushu ini menghadap ke laut pada ketiga sisinya. Prefektur ini mencakup pula beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya. Iklimnya sedang dan tidak keras dengan volume hujan yang memadai. Salju jarang terlihat di kawasan-kawasan perkotaan di musim dingin, sehingga ideal sebagai obyek wisata, hiking dan olahraga air. Kota-kota besar di prefektur ini merupakan pusat-pusat perindustrian utama Jepang, meliputi industri otomotif, semi-konduktor, baja, tekstil, dll. Sedangkan hasil pertambangannya adalah batubara dan batu kapur. Perusahaan-perusahaan besar Jepang yang beroperasi secara global, banyak yang berbasis di Fukuoka, seperti Sony, Toshiba, Hitachi, NEC, Fujitsu, Matsushita Electric, Mitsubishi Electric, Nissan Motor, Toyota Motor, dll. Di prefektur ini berlangsung kerjasama yang sangat baik antara dunia industri kalangan akademis dan pemerintah daerah dalam kegiatan riset.


Akhir-akhir ini kota Fukuoka muncul sebagai titik strategis pertukaran internasional Jepang dengan wilayah Asia lainnya. Kota ini dapat dicapai dengan 6 jam perjalanan dari Tokyo dengan kereta api super-ekspres Shinkansen. Kalau ditanya produk apa yang paling terkenal dari Fukuoka, maka jawabannya pastilah “kain Hakata” dan “boneka Hakata.”

Taman Genkai, Kuil Dazaifu Tenmangu adalah beberapa di antara tempat wisata dan budaya yang indah dan kerap dikunjungi wisatawan. Prefektur Fukuoka kaya akan museum, dan salah satu yang terkenal adalah Museum Seni Budaya Asia di kota Fukuoka dan Museum Nasional Kyushu.



Sumber: Aneka Jepang, edisi 323 2008, Perpustakaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta


Kyoto's Interesting Places

MARUTSUNE
Menjual berbagai jenis kamboko (boiled fish paste), menawarkan 50 jenis kamboko. Jenis yang paling unik adalah onion-bacon fish paste dan buttered-potato fish paste. Untuk informasi dapat hubungi 075-221-2037.



FUKA
Fu, source of high-quality protein in the Zen Buddhist vegetarian diet. From wheat gluten and glutinous rice flour. Biasanya dikombinasikan dengan berbagai jenis sayuran dan aroma tumbuhan. Bentuknya seperti seasonal shapes, misalnya dibuat dengan bentuk colored maple leaves. Digunakan untuk tambahan sup.
Info: 075-221-4533.


MIKI KEIRAN
The fluffy, savory dashi-maki (Japanese style omelets) are created from fresh organic and an original secret dashi made from rishiri-kombu, dried bonito and handmade soy sauce. Info lebih lanjut: 075-221-1585.

Jejak Abraham Lincoln di Museum David Wills



Rumah David Wills di Gettysburg, Amerika Serikat, secara resmi dibuka untuk umum sebagai museum kelas dunia pada tanggal 13 Februari 2009 lalu. Peresmian itu sekaligus untuk mengenang 200 tahun kelahiran mantan Presiden AS Abraham Lincoln pada 12 Februari 1809. Dengan demikian, Museum David Wills House kini menjadi bagian dari Gettysburg National Military Park.


Museum David Wills sangat menarik karena memiliki nilai historis yang tinggi. Kita bisa memasuki Museum David Wills melalui New York. Museum ini juga pernah menjadi tempat singgah Lincoln sekaligus menjadi pusat pemulihan kota Gettysburg pasca huru-hara selama tiga hari di sana (1-3 Juli 1863) yang menewaskan setidaknya 51 ribu jiwa.


Museum yang sebelumnya dimiliki seorang pengusaha bernama David Wills itu terdiri atas tiga lantai . di lantai dua museum tersebut yang menghadap Gettysburg Town Square, kita bisa melihat meja tempat Lincoln menulis pidato tentang lahirnya kebebasan baru di Gettysburg. Konon pasca pidato itu dibacakan, Kota Gettysburg berubah menjadi symbol kebebasan baru di AS.


Ada tujuh galeri penting yang ada dalam museum tersebut. Masing-masing dibuat untuk menceritakan kronologi kejadian huru-hara di Gettysburg pada tahun 1863 dan mengenang bagaimana keterlibatan Lincoln. Galeri pertama diber nama The Wills Parlor. Disana kita bisa melihat berbagai artefak, foto-foto, dan cerita-cerita tentang Kota Gettysburg. Pengunjung juga bisa menyaksikan sebuah film berdurasi 5 menit bertajuk From Battle Ground to Halloweed Ground. Selain itu, para pengunjung bisa menyaksikan peta sepuluh jalan di Gettysburg yang menopang perdagangan dan perindustrian di Gettysburg.


Galeri kedua adalah galeri David Wills Office. Galeri ini mempresentasikan kembali keadaan kantor David Wills pada masa lampau yang berprofesi sebagai pengacara. Meja, kursi, dan furniture lainnya merupakan barang asli yang tidak berubah sejak 1863. Galeri David Wills Office juga dilengkapi dengan iringan suara (audio) yang mendukung terciptanya suasana masa lampau seperti saat peristiwa huru-hara terjadi. Sementara itu, galeri ketiga adalah Stairway Foyer yang menunjukkan kehidupan di Gettysburg sebelum dan saat perang terjadi. David Wills yang ketika itu diminta pejabat Gubernur Pennsylvania sebagai agen rahasia, mengundang Presiden Lincoln untuk datang ke Gettysburg dan memberi saran serta masukan tentang peristiwa huru-hara yang sedang terjadi di kota itu. Di galeri ketiga ini, pengunjung juga bisa melihat dua surat kabar yang memberitakan bagaimana peristiwa berdarah itu terjadi.


Pada galeri keempat yang bernama Lincoln Parlor, para pengunjung bisa menyaksikan secara langsung tempat Presiden Lincoln menulis naskah pidato dan merevisinya di rumah David Wills. Sedangkan pada galeri kelima, Lincoln’s bedroom, pengunjung bisa menyaksikan tempat tidur Presiden Lincoln saat ia harus bermalam di Gettysburg. Tempat tidur itu merupakan tempat tidur asli yang tidak pernah direparasi sebelumnya.


Pada dua galeri terakhir, yaitu The Legacy of the Address dan The Will House Through Time berisi tentang film dokumenter 10 menit tentang Kota Gettysburg sendiri dan kehidupan keluarga David Wills. Sebuah patung Abraham Lincoln juga dibuat di halaman museum tersebut.






Sumber: Media Indonesia, hal.17, Jumat 13 Februari 2009



Pohon-Pohon itu Sewaktu-waktu dapat Roboh


Pada bulan Februari 2009 ini terdapat beberapa kasus pohon tumbang. Tiga mobil ringsek tertimpa pohon di depan Polres Jakarta Timur, Jatinegara. Lalu di jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, pohon besar juga tumbang ke bagian jalan yang banyak dilewati kendaraan umum maupun pribadi. Rapuhnya pohon yang sewaktu-waktu melukai pengguna jalan sudah masuk dalam catatan Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta. Dari 70 pohon tumbang sejak awal tahun ini, 27 diantaranya adalah pohon angsana.


Kebijakan silam

Pohon angsana (Pterocarpus indicus) mulai ditanam di wilayah DKI Jakarta saat almarhum Ali Sadikin menjabat gubernur pada era 1970-an. Penanaman itu dikehendaki Bang Ali agar Jakarta ijo royo-royo alias menjadi kota yang hijau. Beliau memilih angsana karena tanaman itu cepat tumbuh dan tahan penyakit. Angsana juga ideal menyerap karbon dioksida (CO2) sekaligus mengeluarkan oksigen (O2).

Namun agar keinginan Bang Ali cepat terwujud, penanaman angsana dilakukan secara stek dan cangkok. Tindakan itu jelas sangat merugikan di kemudian hari lantaran pohon yang tumbuh secara stek dan cangkok kokoh karena akar-akarnya tidak mencengkeram tanah dengan kuat. Pohon-pohon yang ditanam kala itu bertujuan menghijaukan Jakarta dengan cepat. Seharusnya langkah itu ditindaklanjuti dengan penanaman beragam pohon lainnya sedari biji. Pohon-pohon itu, antara lain trembesi (Pithecolobium saman), mahoni (Swiefenio macrophylia), tanjung (Mimusops elengi), asam (Tamarindus indica), keben (Baringtonia asiatica), pepagan trengguli (Cassia fistula), dan pule (Apocynaceae alstonia).

Adapun angsana alias sono kembang sejatinya sangat dianjurkan asal ditanam mulai dari biji. Maka dari itu dapat kita yakini kelemahan pohon angsana warisan 1970-an itu. Pohon-pohon jenis itu sebagian besar terdapat di wilayah Jakarta Selatan, seperti ruas Jalan Pangeran Antasari dan Jalan TB Simatupang. Kemudian kawasan Cipete, Kebayoran Baru, Tanah Kusir, dan Pondok Indah. Di Jakarta Timur, daerah rawan berada di sekitar Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jalan Basuki Rahmat, dan kawasan Kelapa Gading.

Hingga saat ini diperkirakan 40% - 45% dari seluruh pohon di DKI Jakarta berjenis angsana. Fakta itu diperparah banyaknya akar yang terpotong akibat pembangunan saluran air, penanaman kabel, konstruksi gedung, serta pembangunan trotoar. Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta akan mengganti pohon angsana secara teratur. Tetapi penggantian pohon angsana tidak dapat menyeluruh. Mereka sudah mengganti pohon-pohon angsana di Jalan Sudirman dan ruas jalan dekat TVRI dengan pohon trembesi. Mereka juga telah mempersiapkan penggantian pohon di Jalan Pangeran Antasari.

Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta tidak menyebutkan sampai kapan pohon-pohon angsana rapuh akan diganti seluruhnya. Hingga saat itu tiba, sepertinya warga kota Jakarta harus terus bersabar dan waspada.




Sumber: Media Indonesia, hal.6, Jumat 13 Februari 2009


Sam si Koala


Koala yang dinamai Sam ini berhasil selamat dari kebakaran besar yang melanda Australia. Saat ini Sam dirawat di Southern Ash Wildlife Shelter di Rawson, Victoria. Sam terkenal karena video dirinya yang sedang minum dimuat di situs YouTube. Fotonya juga terpampang di banyak Koran di berbagai negara. Selain kondisinya sudah membaik, hewan yang tampil menggemaskan itu pun kini sudah mendapat kekasih baru, Bob.

Para petugas penyelamat binatang mengatakan bahwa kedua marsupial itu dalam kondisi baik. Namun masih diperlukan 4 sampai 5 bulan lagi sebelum Sam dan Bob bisa dilepas kembali ke habitatnya di kawasan pegunungan Australia tenggara. “Bob terus memeluk dan menenangkan Sam. Mereka terlihat sangat bersahabat,” kata Jenny Shaw, oetugas kantor perlindungan hewan liar di Rawson, Victoria.

Shaw mengatakan bahwa koala-koala itu berasal dari ras unik yang hidup di Pegunungan Srtzelecki di Victoria bagian tenggara. Ukuran badannya lebih besar, bulunya lebih tebal jika dibandingkan dengan tipe koala lain. Sam dan Bob dipertemukan di kantor itu awal pekan ini. Sebelumnya Sam ditemukan sedang kehausan oleh seorang petugas pemadam kebakaran di kawasan hutan ekaliptus yang sudah hitam terpanggang api. Sang petugas, Dave Tree, memberikan air minumnya kepada Sam yang langsung meminumnya sampai habis.

Video koala yang sedang minum itu kemudian dipasang di YouTube dan sudah ditonton sampai 150 ribu kali. Kepopuleran inin menjadikan Sam sebagai mascot tak resmi untuk harapan keselamatan para korban kebakaran. Koala berkeliaran di puncak pohon ekaliptus. Jika terjadi kebakaran hutan biasanya mereka memanjat lebih tinggi agar tidak terkena api. Namun kebakaran kali ini begitu hebat dan bahkan sudah menghanguskan 450 ribu hektare kawasan liar di Australia.

Bencana kebakaran tersebut sudah memakan korban lebih dari 180 orang. Jumlah yang lebih besar lagi diperkirakan terjadi pada para hewan yang tidak bisa menyelamatkan diri, seperti kanguru, koala, wombat, dan berbagai jenis reptil. Para pakar hewan liar khawatir ribuan atau bahkan jutaan hewan asli Australia telah musnah dilalap api. Hal ini mengancam diversitas genetic beberapa spesies yang sebelumnya telah terancam oleh perubahan iklim dan menyusutnya lahan hidup.



Sumber: Media Indonesia, hal.18, Jumat 13 Februari 2009