Saturday, May 9, 2009
Semangat Jepang
Puncak serangkaian acara Golden Year of Frienship 2008 Indonesia-Jepang diselenggarakan di Taman Mini Indonesia Indah, Ahad kemarin. Jepang mengutus Pangeran Akishino dan istrinya Putri Kiko untuk menghadiri acara puncak tersebut. Memperingati 50 tahun persahabatan Indonesia-Jepang ini, akan sangat bermanfaat bila kita mau belajar dari Jepang dan membandingkan perkembangan dua negara. Apalagi banyak kemiripan antara Jepang dan Indonesia. Intinya: mengapa Jepang maju dan Indonesia terus terpuruk?
Perang Dunia II boleh dikata telah menghancurkan Jepang, terutama ekonominya. Hiroshima dan Nagasaki rata dengan tanah terkena bom atom. Bahkan Jepang merupakan negara satu-satunya di dunia yang pernah dibom senjata nuklir. Namun, dalam waktu singkat bangsa Jepang bangkit. Kini Jepang merupakan salah satu negara ekonomi raksasa di dunia.
Dari segi politik, Jepang mengalami perubahan radikal. Sistem monarki absolut sebelum Perang Dunia II berubah jadi kekaisaran konstitusional. Kaisar hanya sebagai kepala negara yang tugas-tugasnya hanyalah seremonial. Sedangkan pemerintah dijalankan Perdana Menteri yang dipilih parlemen. Anggota parlemen dipilih langsung oleh rakyat. Sistem demikian merupakan perubahan radikal karena sebelumnya kaisar mempunyai kekuasaan absolut yang turun temurun.
Dari sisi ekonomi, Jepang hanya mempunyai sumber alam terbatas. Ekonomi Jepang lebih banyak bertumpu pada keterampilan dan semangat warganya. Mereka pekerja keras, ulet, dan banyak belajar dari kemajuan negara lain (Barat). Menyadari sumber alam yang terbatas, mereka mengimpor bahan mentah dari negara lain, lalu mengolahnya menjadi produk-produk berkualitas, dan kemudian menjual/mengekspornya kembali ke negara-negara lain. Kini tak ada satu negara pun di dunia yang tidak kebanjiran produk Jepang. Tentu dengan harga yang mahal dibandingkan dengan bahan mentah yang mereka impor.
Sementara itu, Indonesia sepertinya jalan di tempat. Semasa Orde Lama kita lebih banyak diwarnai pertikaian politik. Pada Orde baru, meskipun ekonomi Indonesia berkembang pesat, namun dibangun di atas pondasi yang keropos. Dihantam krisis ekonomi sedikit, Indonesia langsung mengalami krisis berkepanjangan. Kini, setelah sekitar sepuluh tahun reformasi, kita pun tak kunjung bangkit. Perubahan sistem politik dari sistem otoriter yang mengantarkan Soeharto berkuasa selama 32 tahun ke sistem demokrasi, belum menampakkan perbaikan bagi kesejahteraan rakyat.
Demokrasi kita baru sebatas perebutan kekuasaan. Lihatlah betapa enerji kita habis hanya untuk mengurus sengketa pemilihan kepala daerah. Sementara setelah berkuasa mereka sibuk dengan dirinya sendiri, menumpuk harta tanpa malu meskipun didapat dari korupsi. Lalu kapan kita memikirkan kesejahteraan rakyat? Sedangkan ribuan SDM yang berkualitas yang yang dikirim sekolah ke luar negeri zaman BJ Habibie pun kini juga kita telantarkan.
Memperingati 50 tahun persahabatan dengan Jepang, sekali lagi, tidak boleh hanya seremonial. Kita harus belajar banyak dari Jepang. Dari semangat dan budaya Jepang. Yaitu: bekerja keras, ulet, dan terus meningkatkan kualitas SDM. Lainnya: harus ada budaya malu. Ketahuan korupsi harus mundur. Pejabat yang tidak mampu harus minggir.
Republika Online
Wednesday, February 18, 2009
Prefektur AKITA, Jepang

Kota Kakunodate terkenal dengan distrik-distrik bersuasana masa lalu samurai yang masih terlestari dengan baik. Juga terdapat sejumlah bangunan masa lampau yang terawatt dengan baik seperti Rumah Keluarga Aoyagi (kediaman Odana Naotake, yang membuat ilustrasi pedoman anatomi tubuh manusia yang pertama di Jepang dulu), gedung bata merah, dll. Ibukotanya, yang bernama Akita, merupakan asal dari Festival Kantou yang berlangsung pada bulan Agustus, yaitu musim panas. Festival ini merupakan salah satu festival besar dimana para peserta membawa galah-galah panjang yang digantungi banyak lampion, sebagai pelambang untaian padi. Juga ada Festival Inukko, Namahage Sedo, tarian massal Bon, dll.
Makanan khas daerah ini adalah kerang Iwa, damakomochi (makanan berkuah dengan baso mochi) dan daging ayam hinai yang konon sangat lezat. Prefektur ini dikenal sebagai prefektur dengan konsumsi sake (arak khas Jepang) yang paling tinggi karena merupakan penghasil beberapa merk sake. Anjing ras Akita dipandang sebagai anjing asli asal daerah ini.
Sumber: Aneka Jepang, edisi 323 2008, Perpustakaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta
Kalo ingin lebih tahu tentang Jepang, klik aja:
http://www.id.emb-japan.go.jp/nihonmatsuri.html
Prefektur FUKUOKA, Jepang

Prefektur yang terletak di pulau Kyushu ini menghadap ke laut pada ketiga sisinya. Prefektur ini mencakup pula beberapa pulau-pulau kecil di sekitarnya. Iklimnya sedang dan tidak keras dengan volume hujan yang memadai. Salju jarang terlihat di kawasan-kawasan perkotaan di musim dingin, sehingga ideal sebagai obyek wisata, hiking dan olahraga air. Kota-kota besar di prefektur ini merupakan pusat-pusat perindustrian utama Jepang, meliputi industri otomotif, semi-konduktor, baja, tekstil, dll. Sedangkan hasil pertambangannya adalah batubara dan batu kapur. Perusahaan-perusahaan besar Jepang yang beroperasi secara global, banyak yang berbasis di Fukuoka, seperti Sony, Toshiba, Hitachi, NEC, Fujitsu, Matsushita Electric, Mitsubishi Electric, Nissan Motor, Toyota Motor, dll. Di prefektur ini berlangsung kerjasama yang sangat baik antara dunia industri kalangan akademis dan pemerintah daerah dalam kegiatan riset.
Akhir-akhir ini kota Fukuoka muncul sebagai titik strategis pertukaran internasional Jepang dengan wilayah Asia lainnya. Kota ini dapat dicapai dengan 6 jam perjalanan dari Tokyo dengan kereta api super-ekspres Shinkansen. Kalau ditanya produk apa yang paling terkenal dari Fukuoka, maka jawabannya pastilah “kain Hakata” dan “boneka Hakata.”
Taman Genkai, Kuil Dazaifu Tenmangu adalah beberapa di antara tempat wisata dan budaya yang indah dan kerap dikunjungi wisatawan. Prefektur Fukuoka kaya akan museum, dan salah satu yang terkenal adalah Museum Seni Budaya Asia di kota Fukuoka dan Museum Nasional Kyushu.
Sumber: Aneka Jepang, edisi 323 2008, Perpustakaan Kedutaan Besar Jepang di Jakarta
Kyoto's Interesting Places
Menjual berbagai jenis kamboko (boiled fish paste), menawarkan 50 jenis kamboko. Jenis yang paling unik adalah onion-bacon fish paste dan buttered-potato fish paste. Untuk informasi dapat hubungi 075-221-2037.

FUKA
Fu, source of high-quality protein in the Zen Buddhist vegetarian diet. From wheat gluten and glutinous rice flour. Biasanya dikombinasikan dengan berbagai jenis sayuran dan aroma tumbuhan. Bentuknya seperti seasonal shapes, misalnya dibuat dengan bentuk colored maple leaves. Digunakan untuk tambahan sup.
Info: 075-221-4533.
MIKI KEIRAN
The fluffy, savory dashi-maki (Japanese style omelets) are created from fresh organic and an original secret dashi made from rishiri-kombu, dried bonito and handmade soy sauce. Info lebih lanjut: 075-221-1585.
