Museum David Wills sangat menarik karena memiliki nilai historis yang tinggi. Kita bisa memasuki Museum David Wills melalui New York. Museum ini juga pernah menjadi tempat singgah Lincoln sekaligus menjadi pusat pemulihan kota Gettysburg pasca huru-hara selama tiga hari di sana (1-3 Juli 1863) yang menewaskan setidaknya 51 ribu jiwa.
Museum yang sebelumnya dimiliki seorang pengusaha bernama David Wills itu terdiri atas tiga lantai . di lantai dua museum tersebut yang menghadap Gettysburg Town Square, kita bisa melihat meja tempat Lincoln menulis pidato tentang lahirnya kebebasan baru di Gettysburg. Konon pasca pidato itu dibacakan, Kota Gettysburg berubah menjadi symbol kebebasan baru di AS.
Ada tujuh galeri penting yang ada dalam museum tersebut. Masing-masing dibuat untuk menceritakan kronologi kejadian huru-hara di Gettysburg pada tahun 1863 dan mengenang bagaimana keterlibatan Lincoln. Galeri pertama diber nama The Wills Parlor. Disana kita bisa melihat berbagai artefak, foto-foto, dan cerita-cerita tentang Kota Gettysburg. Pengunjung juga bisa menyaksikan sebuah film berdurasi 5 menit bertajuk From Battle Ground to Halloweed Ground. Selain itu, para pengunjung bisa menyaksikan peta sepuluh jalan di Gettysburg yang menopang perdagangan dan perindustrian di Gettysburg.
Galeri kedua adalah galeri David Wills Office. Galeri ini mempresentasikan kembali keadaan kantor David Wills pada masa lampau yang berprofesi sebagai pengacara. Meja, kursi, dan furniture lainnya merupakan barang asli yang tidak berubah sejak 1863. Galeri David Wills Office juga dilengkapi dengan iringan suara (audio) yang mendukung terciptanya suasana masa lampau seperti saat peristiwa huru-hara terjadi. Sementara itu, galeri ketiga adalah Stairway Foyer yang menunjukkan kehidupan di Gettysburg sebelum dan saat perang terjadi. David Wills yang ketika itu diminta pejabat Gubernur Pennsylvania sebagai agen rahasia, mengundang Presiden Lincoln untuk datang ke Gettysburg dan memberi saran serta masukan tentang peristiwa huru-hara yang sedang terjadi di kota itu. Di galeri ketiga ini, pengunjung juga bisa melihat dua surat kabar yang memberitakan bagaimana peristiwa berdarah itu terjadi.
Pada galeri keempat yang bernama Lincoln Parlor, para pengunjung bisa menyaksikan secara langsung tempat Presiden Lincoln menulis naskah pidato dan merevisinya di rumah David Wills. Sedangkan pada galeri kelima, Lincoln’s bedroom, pengunjung bisa menyaksikan tempat tidur Presiden Lincoln saat ia harus bermalam di Gettysburg. Tempat tidur itu merupakan tempat tidur asli yang tidak pernah direparasi sebelumnya.
Pada dua galeri terakhir, yaitu The Legacy of the Address dan The Will House Through Time berisi tentang film dokumenter 10 menit tentang Kota Gettysburg sendiri dan kehidupan keluarga David Wills. Sebuah patung Abraham Lincoln juga dibuat di halaman museum tersebut.
Sumber: Media Indonesia, hal.17, Jumat 13 Februari 2009
No comments:
Post a Comment