Menurut sejarah, cokelat Belgia mulai disukai sejak abad 18. Jean Neuhaus, seorang ahli cokelat dari Belgia, pada tahun 1912 menciptakan sebuah terobosan dalam pengolahan cokelat, yaitu teknik couverteur. Teknik inilah yang kemudian melambungkan popularitas cokelat Belgia, bahkan hingga sepuluh kali lipat.
Melalui teknik couverteur, terbentuk suatu lapisan dingin pada adonan cokelat, sehingga cokelat bisa diisi dengan berbagai bahan lain seperti krim, kopi, kacang-kacangan, atau buah-buahan kering. Hasil olahannya dikenal dengan nama praline. Karena tak pernah sepi peminat, beberapa produsen praline di dunia hingga kini terus berusaha menyediakan praline cokelat Belgia yang lezat dan berkualitas tinggi.
Sekalipun mahal, cokelat Belgia masih terus diburu, dipelajari, dan dinikmati banyak orang. Bahkan kini, menikmati cokelat Belgia bisa disetarakan dengan seni menikmati wine dan menjadi obyek wisata menarik bagi para turis yang berkunjung ke Eropa.
Faktor yang membuat cokelat Belgia begitu unik dan menarik untuk dipelajari salah satunya adalah teknik pengolahannya yang hingga kini masih tetap sama dengan berabad-abad lalu, yaitu dengan menggunakan tangan dan peralatan yang sederhana. Biji-biji cokelat digiling, dicampur dengan gula dan lemak cokelat dalam komposisi tertentu, lalu dibentuk melalui proses tempering hingga terlihat lembut dan berkilau. Seni inilah yang tampaknya sederhana, namun sangat krusial dalam pengolahan cokelat Belgia berkualitas.
SENSOR KUALITAS COKELAT
Chef Laurent Bernard, chocolatier dan pemilik "Laurent's Cafe & Chocolate Bar" di Singapura, menyatakan bahwa untuk mencicipi cokelat Belgia berkualitas, seluruh indera harus terlibat, yaitu:
Sumber: Majalah Femina, No.39/XXXVIII, hal.95
Melalui teknik couverteur, terbentuk suatu lapisan dingin pada adonan cokelat, sehingga cokelat bisa diisi dengan berbagai bahan lain seperti krim, kopi, kacang-kacangan, atau buah-buahan kering. Hasil olahannya dikenal dengan nama praline. Karena tak pernah sepi peminat, beberapa produsen praline di dunia hingga kini terus berusaha menyediakan praline cokelat Belgia yang lezat dan berkualitas tinggi.
Sekalipun mahal, cokelat Belgia masih terus diburu, dipelajari, dan dinikmati banyak orang. Bahkan kini, menikmati cokelat Belgia bisa disetarakan dengan seni menikmati wine dan menjadi obyek wisata menarik bagi para turis yang berkunjung ke Eropa.
Faktor yang membuat cokelat Belgia begitu unik dan menarik untuk dipelajari salah satunya adalah teknik pengolahannya yang hingga kini masih tetap sama dengan berabad-abad lalu, yaitu dengan menggunakan tangan dan peralatan yang sederhana. Biji-biji cokelat digiling, dicampur dengan gula dan lemak cokelat dalam komposisi tertentu, lalu dibentuk melalui proses tempering hingga terlihat lembut dan berkilau. Seni inilah yang tampaknya sederhana, namun sangat krusial dalam pengolahan cokelat Belgia berkualitas.
SENSOR KUALITAS COKELAT
Chef Laurent Bernard, chocolatier dan pemilik "Laurent's Cafe & Chocolate Bar" di Singapura, menyatakan bahwa untuk mencicipi cokelat Belgia berkualitas, seluruh indera harus terlibat, yaitu:
- Berwarna cokelat mahogani, tercampur sempurna, mengkilap, dan tampak padat.
- Saat dicium, ada aroma menyenangkan yang menggelitik hidung.
- Ketika dipatahkan, patahan terlihat jelas dengan aroma cokelat yang semakin intensif.
- Ketika digigit dengan keras, terdengar suara 'crack'; cokelat langsung patah dan pecah dengan mudah.
- Teksturnya lembut, berlemak tetapi tidak lengket, ringan dan meleleh perlahan tanpa menyisakan ampas.
Sumber: Majalah Femina, No.39/XXXVIII, hal.95
No comments:
Post a Comment